Senin, 21 Desember 2015

Keberanian Rasulullah S.A.W

Keberanian Rasulullah S.A.W

Sesungguhnya pemimpin umat Islam itu bukan saja Rasulullah S.A.W mengatur taktik dan strategi sebagai panglima atau jenderal, bahkan Baginda S.A.W lah yang sering maju kebarisan berhadapan bertentangan muka dengan musuh.

Saiyidina Ali bin Abu Thalib R.A adalah pahlawan yang selalu turut berperang disamping Rasulullah S.A.W. Beliau pernah menceritakan betapa beraninya Rasulullah S.A.W didalam suatu peperangan, katanya: "Baginda sangat berani mendekati kubu-kubu pertahanan musuh. Sewaktu tentara Islam menghadapi tantangan dalam peperangan Hunain dan banyak pejuang-pejuang Islam yang lari, Baginda sendiri tidak keluar dari barisan pertahanan bahkan mengatur arahan dari atas kuda ditengah-tengah serbuan musuh. Akhirnya Baginda berjaya mengumpulkan pasukan yang perpecah-belah itu untuk meneruskan perlawanan.

Sewaktu tentara Islam terkepung dalam perang Uhud, Rasulullah S.A.W sendiri mendapat luka, Sahabat serta musuhnya menyangka Bagibda sudah tewas. Maka pada saat yang mencemaskan itu, Baginda memaksa dirinya tampil kedepan serayak berteriak: "Disini Muhammad! Rasulullah! Aku masih hidul!".

Pernah pada suatu malam penduduk kota Madinah menjadi gempar sebab terdengar bunyi riuh-rendah musuh yang coba menyerang kota Madinah. Pasukan tentara Islam segera berkejar ke tempat tersebut dan mendapati Rasulullah S.A.W telah berada lebih dahulu disitu. Baginda berkata kepada pasukan yang datang itu: "musuh telah lari, keadaan telah aman, mari kita pulang".

Moral dan Ikhtibar
> Nabi Muhammad S.A.W adalah manusia terbaik pilihan Allah S.W.T
> Sifatnya yang terpuji merngkumi aspek fizikal dan rohani.
> Atas sifatnya yang superior inilah Baginda dilantik menjadi pemimpin seluruh manusia di muka bumi ini.
> Baginda S.A.W adalah manusia mithali yang serba lengkap dan serba kamil dan layaklah baginda tidak disentuh sebarang dosa lagi sifat dengan maskum.
> Kepemimpinan Baginda sepatutnya menjadi contoh teladan kepada semua manusia dimuka bumi ini. Barangsiapa mentaati Allah S.W.T tanpa mengakui keRasulan Nabi S.A.W, nescaya Allah tidak menerima keimanannya.

Semoga bermanfaat dan menambah ilmu kita khususnya bagj diri kita sendiri, keluarga dan kerabat tercinta.

Mohon maaf apabila ada kesalahan, kekurangan atau kelebihan dalam pengetikan kata, karena yang menulis tidak lebih pandai dari yang membaca, melihat atau mendengarkan. Terimakasih.

Wasalamauallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Saiyidina Ali dan Peminta Sedekah

Saiyidina Ali dan Peminta Sedekah

Siti Fatimah, Isteri Saiyidina Ali didatangin seorang peminta sedekah. Ketika itu saiyidina Ali mempunyai 50dirham. Setelah menerima uang, pengemis itupun balik. Ditengah jalan, Saiyidina Ali bertanya berapa banyak yang diberikan oleh saiyidatina Fatimah. Apabila diberitahu 25 dirham, Saiyidina Ali menyuruh pengemis itu pergi sekali lagi kerumahnya. Pengemis itu pun pergi dan Fatimah memberikan 25 dirham kepada pengemis itu.

Selang beberapa hari, datang seorang hamba Allah S.W.T berjumpa Saiyidina Ali dengan membawa seekor unta. Orang itu mengadu dalam kesusahan dan ingin menjualkan untanya. Saiyidina Ali tanpa berlengah menyatakan kesanggupannya untuk membelinya, meskipun ketika itu dia tidak mempunyai uang. Dia berjanji akan membayar harga unta itu dalam masa beberapa hari.

Dalam perjalanan pulang, Saiyidina Ali berjumpa dengan seorang lelaki yang ingin membeli untu itu dengan harga yang lebih tinggi daripada harga asal. Saiyidina Alipun menjualkan untanya kepada orang itu. Setelah mendapat uang, Saiyidina Ali pun menjelaskan hutangnya kepada penjual unta.

Beberapa hari kemudian, Rasulullah S.A.W berjumpa Saiyidina Ali lalu bertanya: "Ya Ali, tahukah kamu siapakah yang menjual dan membeli unta itu?". Apabila Saiyidina Ali mengatakan tidak tahu, Nabi S.A.W menerangkan bahwa yang menjual unta itu ialah Malaikat Jibril dan yang membeli untanya ialah Malaikat Mikail.

Moral & Ikhtibar
> Allah S.W.T membalas atau memberi ganjaran berlilat ganda jika kita menolong orang yang dalam kesusahan.
> Memberikan bantuan kepada orang yang susah merupakan satu aset yang balasannya akan diterima didunia lagi.
> Berikanlah bantuan kepada orang yang berada didalam kesempitan kelak Allah S.W.T akan melepaskan kita semasa kita berada dalan kesusahan.
> Keyakinan kepada balasan baik Allah S.W.T merangsang kita untuk melakukan amalan dan kebajikan dengan lebih banyak.

Semoga bermanfaat dan menambah ilmu kita khususnya untuk diri kita sendiri, keluarga dan kerabat tercinta. Aamiin.

Mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan dan kelebihan dalan pengetikan kata. Karena yang menulis masih dalam proses belajar dan tidak lebih pandai dari yang membaca. Terimakasih.

Wasalamuallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Orang Pertama Yang Di Hukum Di Akhirat

Orang Pertama Yang Di Hukum Di Akhirat

Rasulullah S.A.W bersabda: "Pada hari kiamat Allah S.W.T akan menghukum semua makhluk dan semua makhluk tertekuk lutut. Pada hari itu orang yang pertama kali akan dipanggil ialah orang yang mengerti Al-Qur'an, kedua orang yang mati Fisabilillah dan ketiga adalah orang kaya.

Allah S.W.T akan bertanya kepada orang yang mengerti Al-Qur'an: "Bukankah aku telah mengajar kepadamu apa yang Aku turunkan kepada utusan-Ku?. Orang itu menjawab: "Benar, Ya Tuhanku, Aku telah mempelajarinya diwaktu malam dan mengajarkannya diwaktu siang". Allah S.W.T berfirman: "Dusta! Kamu hanya mau digelar sebagai Qari dan Qariah, Malaikat juga berkata demikian".

Kemudian datang orang kedua, lalu Allah S.W.T berfirman: "Kenapa kamu terbunuh?". Orang itu menjawab: "Aku telah berperang untuk menegakkan Agama-Mu". Allah S.W.T berfirman: "Dusta! Kamu hanya ingin disebut pahlawan yang gagah berani dan kamu telah mendapat gelaran tersebut". Malaikat juga berkata demikian.

Lalu datang orang ketiga, dan Allah S.W.T berfirman: "Apa yang kamu perbuat terhadap harta yang Aku berikan kepadamu?". Orang itu menjawab: "Aku gunakan untuk membantu kaum keluargaku dan juga untuk bersedekah". Lantas Allah S.W.T berfirman: "Dusta! Kamu hanya ingin disebut dermawan dan kamu telah dikenali". Malaikat juga berkata demikian".

Lalu Rasulullah S.A.W bersabda lagi: "Ketiga-tiga orang inilah yang akan pertama-tama akan dibakar dalam api neraka".

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah ilmu kita khusunya bagi diri kita sendiri, keluarga dan kerabat kita tercinta. Aaamiin.

Mohon maaf bila ada kesalahan atau kekurangan dalam penulisan kata, karena yang menulis tidak sepandai yang membaca. Terimakasih.

Wasalamuallaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Jumat, 18 Desember 2015

Abdullah Ibnu Abbas R.A., Menjawab Soalan Dari Kaisar Rom

Abdullah Ibnu Abbas R.A. Menjawab Soalan Dari Kaisar Rom

Diriwayatkan bahwa kaisar rom menulis surat kepada Ma'awiyah bin Abi Sufyan R.A yang dibawa oleh seorang utusan. Isi surat tersebut: "Beritahukan kepada saya tentang suatu yang tidak ada kiblatnya (pengimaman), tentang yang tidak punya ayah, tidak punya keluarga (ibu-bapak) dan orang yang dibawa-bawa oleh kuburannya. juga tiga makhluk yang tidak diciptakan dalam rahim, tentang sesuatu, setengahnya dan tidak terbilang. Kirimkanlah kepadaku dalam botol suatu bibit (sumber dari segala sesuatu)".

Ma'awiyah R.A. kemudian mengirimkan surat dan botol tersebut Kepada Abdullah Ibnu Abbas R.A., pakar dan tokoh ulama fikah agar menjawab surat itu.

Ibnu Abbas R.A. menjawab seperti berikut: "Yang tidak punya kiblat (pengimaman) adalah Ka'bah. Yang tidak punya ayah adalah Nabi Isa A.S., Yang tidak punya keluarga (ibu-bapak) adalah Nabi Adam A.S., Yang dibawa-bawa oleh kuburannya adalah Nabi Yunus A.S., yang ditelan oleh ikan hiu.

Adapun tiga makhluk yang tidak diciptakan dalam rahim adalah Domba Nabi Ibrahim A.S., Unta Betina Nabi Saleh A.S., dan Ular Nabi Musa A.S.

Adapun 'sesuatu' itu ialah orang berakal yang menggunakan akalnya. Setengah (separuh) dari sesuatu ialah orang yang tidak berakal tetapi mengikuti pendapat orang-orang yang berakal. Adapun yang tidak terbilang (apa-apa) ialah orang yang tidak berakal dan tidak mau mengikuti fikiran orang-orang yang berakal.

Kemudian, beliau mengisi botol sehingga penuh dengan air dan berkata, "Air adalah bibit (sumber) dari segala sesuatu".

Itulah jawaban seorang ulama fikah tentang pertanyaan yang diajukan oleh seorang kaisar rom. Jawaban surat Ma'awiyah R.A., dikirimkan kepada Kaisar yang menanggapinya dengan penuh kekaguman.

Semoga bermanfaat dan bertambah ilmunya.
Amiin. Wassalamuallaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.